Tuesday, January 31, 2006

maafkan jika aku sekarang jarang menelponmu, karena tiap kali dering itu kamu angkat, bersuara dan jantung ku seakan berhenti sejenak karena sesak.
terkadang suasana hening yang memukul begitu keras, menarik lidah ku untuk tak lagi berkata apa pun tiap kali suara mu menyahut telponku yang membuat keberanianku meredup, susut dan punah.

terkadang sudah ku pencet nomormu, ketika terdengar dering dua sampai tiga kali namun ku matikan.karena suara dering itu mengirimkan ku pada suasana yang sama,mungkin sebuah sinyal yang dikirim hati, tentang batas-batas yang dapat dan boleh ditembus.

tentang firasat yang mengirimkan sinyal dalam hati ini tentang kebenaran yang menghujam menjadi sebuah kebenaran. ini tentang hubungan kita, maaf jika ku yang harus menegaskan pada diriku sendiri akan pengunduran diri ku.

sudahlah, mungkin memang lebih baik bagiku kini untuk menyediakan kepingan hati yang lebih luas untuk menerima keterbatasanmu, juga "keterbatasan ku" sekaligus untuk menaburkan benih kenangan, menumbuhkannya, karena siapa tahu, tak akan ada lagi kenangan baru yang bisa kita buat, tak ada lagi kesempatan untuk mengulang kenangan-kenangan itu.

"selalu ada tempat untuk bertemu, dalam kenangan-kenanganmu," setidaknya, sebuah persiapan telah dimulai....

aku merasa kangen sekali.

sejujurnya semua yang terjadi adalah pertentangan batin ini yang makin membuatku tak tahu harus berbuat apa???
yah... semuanya telah terjadi, walaupun berat ini lah sebuah bentuk nyata dari sebuah gejolak hati akan rasa rindu yang harusnya ku pendam saja dalam hati.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home